Jumat, 16 Juli 2010

PRAKTIKUM MIKROGRAFTING PADA TANAMAN IPOMOA BATATAS DAN IPOMOA CRAUSICAULIS

PRAKTIKUM MIKROGRAFTING PADA TANAMAN IPOMOA BATATAS DAN IPOMOA CRAUSICAULIS

I. TUJUAN

Menyambung tanaman Ipomoa batatas dan Ipomoa crausicaulis untuk mendapatkan spesies baru.

II. PENDAHULUAN

Teknik sambung mikro (mikrografting) in vitro adalah teknik penyambungan potongan batang atas pada batang bawah dalam kultur jaringan. Pada tanaman Ipomoa batatas dan Ipomoa crausicaulis teknik sambung mikro in vitro belum pernah dilakukan. Metode sambung umumnya tergantung pada spesies tanaman yang disambung. Beberapa tipe penyam­bungan yang umum digunakan adalah tounge approach grafting, penyambungan dengan penyisipan, penyambungan dengan pemo­tongan, penyambungan dengan pemotongan miring, horizontal, dan penyambungan dengan bantuan selang plastik. Di samping itu ada juga penyambungan berbentuk V dan L.[1]

Selain tipe penyambunngan, medium juga merupakan faktor utama dalam penentuan keberhasilan perakaran sam­bung mikro. Induksi perakaran pada planlet sambung mikro perlu dirangsang dengan menggunakan IBA. IBA sebelum diaklimatisasi dapat merangsang perakaran pada tahap aklimatisasi. Per­tumbuhan akar yang baik pada saat peng­kulturan planlet sangat penting untuk mempertahankan kemampuan hidup yang tinggi pada aklimatisasi dan pasca aklima­tisasi.

Setelah diketahui berbagai tipe penyabungan dan eksplan yang baik untuk penyambungan, diharapkan dalam mikrografting dapat menghasilkan spesies baru. Untuk lebih memahai teknik mikrografting, maka akan dilakukan percobaan penyambungan pada Ipomoa batatas dan Ipomoa crausicaulis .[2]

III. ALAT DAN BAHAN

ALAT:

a. Pisau/ silet

b. Kapas

c. Solasi

d. Penyangga (kayu kecil)

BAHAN:

a. Tanaman ipomoa batatas

b. Tanaman ipomoa crausicaulis

c. Alkohol

IV. LANGKAH KERJA

a. Menyiapkan alat yang akan digunakan dalam praktikum mikrografting.

b. Menyiapkan tanaman ipomoa batatas yang tidak terlalu muda dan akarnya sudah cukup kuat.

c. Mengambil tanaman ipomoa crausicaulis yang ukuran batangnya hampir sama dengan ipomoa batatas agar menyambungnya lebih mudah, kemudian memotong tangkai daunnya menggunakan pisau/ silet yang sudah disterilkan dengan alkohol.

d. Memotong batang ipomoa batatas yang akan disambungkan dengan ipomoa crausicaulis.

e. Kemudian menyambuangkan kedua tanaman tersebut tepat pada potongan batangnya dengan menyesuaikannya, setelah itu memberi penyangga pada kedua sisinya, menyelimutinya dengan kapas serta solasi untuk mencegah masuknya air pada sambungan tersebut.

f. Setelah selesai, mengamati perkembangannya setiap hari dan rutin menyiraminya sampai terlihat hasil penyambungan tersebut.

g. Apabila terlihat ciri-ciri penyambungan berhasil, kemudian melepas solasi dan kapas yang menyelimutinya dan mebiarkan tumbuhan hasil mikrografting tumbuh normal.

h. mencatat hasil pengamatan

V. HASIL PENGAMATAN

A. Gambar mikrografting pada Ipomoa batatas dan Ipomoa crausicaulis pada hari pertama.

keterangan: tumbuhan masih terlihat sehat dan segar

B. Gambar mikrografting pada Ipomoa batatas dan Ipomoa crausicaulis pada hari kedua.

keterangan: tumbuhan sudah mulai tidak sehat karena kesegarannya mulai hilang

C. Gambar mikrografting pada Ipomoa batatas dan Ipomoa crausicaulis pada hari ketiga

keterangan: tumbuhan mulai layu dan lambat laun akan mati

VI. PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil pengamatan dari percobaan mikrografting yang telah dilakukan, dapat diketahui bahwa dalam mikrografting diperlukan persiapan alat dan bahan yang steril agar mikrografting dapt berhasil. Sebab apabila dalam menyambung tanaman (mikrografting) alat atau bahan tidak steril, maka pada tanaman yang mengalami luka akn terjadi infeksi, pencoklatan dan akhirnya lisis (mati). Apabila sterilisasi tetap terjaga dan tidak terkontaminasi udara bebas pada bagian penyambungan, maka mikrografting berhasil.

Pada praktikum mikrografting Ipomoa batatas dan Ipomoa crausicaulis yang telah dilakukan, setelah mengamati pertumbuhan dan perkembangannya, dapat diketahui bahwa penyambungan tidak berhasil, ada beberapa faktor yang menjadi penyebabnya, antara lain:

a. alat steril, tetapi explan yang dipotong mengalami infeksi.

b. penyambungan tidak pas, karena potongan Ipomoa crausicaulis yang akan ditempelkan diatasnya terlalu muda.

c. kapas dan solasi yang digunakan sebagai penutup kurang rapat, sehingga udara bebas dan air dapat masuk dan merusak penyambungan.

Untuk itu dalam percobaan selanjutnya, hal-hal tersebut harus dihindari agar mikrografting pada Ipomoa batatas dan Ipomoa crausicaulis dapt berhasil dan menghasilkan spesies yang baru dan lebih bermanfaat bagi keanekaragaman ekosistem tumbuhan khususnya spesies Ipomoa.

VII. KESIMPULAN

Dari hasil pengamatan dan pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa mikrografting pada Ipomoa batatas dan Ipomoa crausicaulis yang telah dilakukan tidak dapat menghasilkan spesies baru, karena beberapa faktor: seperti kesterilan eksplan, penyambungan kurang pas dan penutup yang kurang rapat.

DAFTAR PUSTAKA

Gunawan, L.W. (1992). Teknik Kultur Jaringan Tumbuhan. Bogor, Pusat Antar Universitas Bioteknologi, Institut Pertanian Bogor.

Hartmann, H.T. & D.E. Kester, F.T.Davies (1997). Plant Propagation, Principles and Practice. Sixth Edition. New Jersey, Practice Hall International, Inc. 770p.

Holbrook, N.M., V.R. Shashidhar, R.A. James & R. Munns (2002). Stomatal control in

Menara Perkebunan, 2006, 63­75. Nurita Toruan­mathius, Lukman & Agus ­ Purwito Seameo Biotrop, Bogor, Indonesia



[1] Gunawan, L.W. (1992). Teknik Kultur Jaringan Tumbuhan. Bogor, Pusat Antar Universitas Bioteknologi, Institut Pertanian Bogor.

[2] Menara Perkebunan, 2006, 74(2), 63­75. Nurita Toruan­mathius, Lukman & Agus ­ Purwito Seameo Biotrop, Bogor, Indonesia

VIRUS

VIRUS

I. PENDAHULUAN

Kesetimbangan ekologis dunia dipengaruhi oleh interaksi jejaring kehidupan. Berbagai formasi simbiosis telah terbentuk di alam, sebagai manifestasi dari biodiversitas. Faktor invisible berperan dalam proses kesetimbangan ini. Disinilah kehidupan jasad renik (mikroba) berperan didalamnya. Mikroba adalah flora normal yang hidup di dalam tubuh manusia yang berukuran mikroskopis. Mikroorganisme atau mikroba adalah organisme yang berukuran sangat kecil sehingga untuk mengamatinya diperlukan alat bantuan. Mikroorganisme disebut juga organisme mikroskopik.

Klasifikasi mikroba diantaranya bakteri, algae, protozoa dan virus yang merupakan organisme mikroskopis yang sering tidak terlihat. Mikroorganisme seringkali bersel tunggal (uniseluler) maupun bersel banyak (multiseluler). Namun, beberapa protista bersel tunggal masih terlihat oleh mata telanjang dan ada beberapa spesies multisel tidak terlihat mata telanjang. Karena tidak semua makhluk hidup dapat kita ketahui keberadaannya seperti yang telah dijelaskan Allah dalam surat An-Nahl ayat 8:

Artinya: Al-Qur’“Dan (Dia Telah menciptakan) kuda, bagal[1]dan keledai, agar kamu menungganginya dan (menjadikannya) perhiasan. dan Allah menciptakan apa yang kamu tidak mengetahuinya.” (QS. An-Nahl: 8)[2]

Virus termasuk ke dalam mikroorganisme meskipun tidak bersifat seluler. Virus sangat dikenal sebagai penyebab penyakit infeksi pada manusia, hewan, dan tumbuhan. Sejauh ini tidak ada makhluk hidup yang tahan terhadap virus. Tiap virus secara khusus menyerang sel-sel tertentu dari inangnya. Virus yang menyebabkan selesma menyerang saluran pernapasan, virus campak menginfeksi kulit, virus hepatitis menginfeksi hati, dan virus rabies menyerang sel-sel saraf. Begitu juga yang terjadi pada penyakit AIDS (acquired immune deficiency syndrome), yaitu suatu penyakit yang mengakibatkan menurunnya daya tahan tubuh penderita penyakit tersebut disebabkan oleh virus HIV yang secara khusus menyerang sel darah putih. Beberapa diantaranya bersifat patogen bagi manusia, hewan maupun tumbuhan. Untuk memahami lebih dalam tentang virus, dalam makalah ini akan dibahas tentang virus lebih spesifik lagi.

II. RUMUSAN MASALAH

A. Bagaimanakah struktur anatomi virus?

B. Bagaimanakah cara reproduksi virus dalam multiplikasinya?

C. Bagaimanakah pertahanan tubuh terhadap serangan virus?

D. Apakah peranan virus dalam kehidupan?

III. PEMBAHASAN

A. Struktur Anatomi Virus

Struktur anatomis virus itu terdiri dari:

1. Bentuk virus

Virus memiliki beberapa bentuk, yaitu batang, oval, bulat, dan ada yang berbentuk huruf T.

Gmbr. Bentuk-Bentuk Virus[3]

Virus merupakan parasit obligat, artinya hanya dapat bertahan hidup di dalam sel inang yang sesuai, misal: tumbuhan, binatang atau mikroba lain. Organisme ini tidak dapat merepiklasi dirinya di luar sel inangnya yang sesuai. Akan tetapi, bila partikel virus memasuki sel hidup yang cocok, maka akan dapat partiel virus yang identik dalam jumlah yang banyak dengan memanfaatkan energi serta perlengkapan biokimiawi sel inangnya.[4]

2. Struktur tubuh bagian luar

http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/6/6d/Tobacco_mosaic_virus_structure.png/250px-Tobacco_mosaic_virus_structure.png

Gmbr. Struktur tubuh virus.[5] Gmbr. Model skematik virus berkapsid heliks (virus mosaik tembakau):1. asam nukleat (RNA),2. kapsomer, 3. kapsid.[6]

Tubuh virus paling luar tersusun atas selubung yang disebut kapsid yang tersusun atas molekul protein dan bagian ini tersusun atas asam nukleat. Virus tidak memiliki dinding peptidoklikan, ribosom, dan sitoplasma sebagaimana yang dimiliki oleh sel. Sehingga virus tidak dapat melakukan metabolismenya. Partikel lengkap virus disebut virion. Virion berfungsi sebagai alat transportasi gen, sedangkan komponen selubung. Partikel virion terdiri atas:

a) Sebuah inti dalam atau interior dari asam nukleat, asam nukleatnya adalah berupa RNA atau DNA.

b) Lapisan protein yang mengelilinginya disebut kapsid, yang melindungi inti asam nukleat.

3. Struktur Inti Virus

Asam nukleat genom virus dapat berupa DNA ataupun RNA. Genom virus dapat terdiri dari DNA untai ganda, DNA untai tunggal, RNA untai ganda, atau RNA untai tunggal. Selain itu, asam nukleat genom virus dapat berbentuk linear tunggal atau sirkuler. Jumlah gen virus bervariasi dari empat untuk yang terkecil sampai dengan beberapa ratus untuk yang terbesar. Bahan genetik kebanyakan virus hewan dan manusia berupa DNA, dan pada virus tumbuhan kebanyakan adalah RNA yang beruntai tunggal.

Bahan genetik virus diselubungi oleh suatu lapisan pelindung. Protein yang menjadi lapisan pelindung tersebut disebut kapsid. Bergantung pada tipe virusnya, kapsid bisa berbentuk bulat (sferik), heliks, polihedral, atau bentuk yang lebih kompleks dan terdiri atas protein yang disandikan oleh genom virus. Kapsid terbentuk dari banyak subunit protein yang disebut kapsomer.

4. Ukuran partikel virus

Virus merupakan organisme subselular yang karena ukurannya sangat kecil, hanya dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop elektron. Ukurannya lebih kecil daripada bakteri sehingga virus tidak dapat disaring dengan penyaring bakteri. Virus terkecil berdiameter sekitar 20-300 mm (lebih kecil daripada ribosom), sedangkan virus terbesar sekalipun sukar dilihat dengan mikroskop cahaya.

B. Reproduksi Virus Dalam Multiplikasinya

Untuk dapat mereplikasi tubuhnya, virus memiliki dua daur hidup, yaitu daur litik dan daur lisogenik yang terjadi secara bertahap:

1. Daur Litik

Daur litik dilakukan dengan cara melisis sel bekteri sampai terpecah dan virus dapat melepaskan virion dan menginjeksikannya kepada sel bakteri. Daur litik terdiri dari beberapa fase:

a) Fase absorpsi

· Ekor virus melekat pada dinding sel bakteri yang memiliki protein khusus sehingga virus dapat menempel pada bakteri tersebut.

· Reseptor pada ujunng-ujung serabut ekor virus akan menempel pada sel-sel tertentu yang diinginkan.

· Virus mengeluarkan enzim lisizim (enzim penghancur) untuk membentuk lubang pada dinding sel bakteri.[7]

b) Fase Injeksi

Setelah lubang terbentuk kapsid akan menginjeksikan inti DNA/ RNA masuk ke dalam sel[8]. Setelah itu kapsid akan terlepas dan berada di sel luar bakteri.

c) Fase sintesis

· DNA bakteri akan dihancurkan oleh virus untuk mengendalikan mesin biosintetik bakteri.

· DNA virus akan memproduksi ensim lisozim untuk melisis DNA bakteri.

· DNA virus mengambil alih biosintetik DNA untuk merepiklasi DNA virus dalam bentuk yang banyak.[9]

· Setelah DNA terkumpul gen-gen lain akan ditranskripsi dan ditranslasi untuk membentuk protein-protein kapsid.

d) Fase perakitan

Inti DNA virus yang telah terkumpul dan protein kapsid akan dirakit menjadi virion yang lengkap.[10] Perakitan virion itu dilakukan sampai terbentuk virus secara utuh.[11]

e) Fase litik

Fase litik ini, merupakan fase lisis bagi bakteri yaitu hancurnya seluruh komponen sel bakteri tetapi merupakan fase penghamburan bagi virus untuk mencari inang-inang yang lain.

Gmbr. Daur litik pada virus.[12]

2. Daur Lisogenik

Pada daur ini, DNA virus tidak mengambil alih gen-gen sel bakteri, tetapi tergabung ke dalam DNA inang dan menjadi profage pada kromosom bakteri.[13] Fase daur lisogenik terdiri dari 7 fase:

a) Fase absorpsi dan fase injeksi mekanismenya sama dengan daur litik

b) Fase penggabungan

Setelah terinjeksi, DNA virus akan masuk ke dalam tubuh bakteri dan menyisip ke dalam DNA bakteri untuk bergabung. DNA bakteri akan terputus terlebih dahulu, lalu DNA virus akan menggabungkan diri diantara benang yang terputus membentuk DNA sirkuler.

c) Fase pembelahan

DNA virus atau profage akan mereplikasi jika DNA bakteri juga melakukan replikasi. Setiap kali replikasi akan membentuk dua sel bakteri yang di dalamnya terkandung profage yang identik

d) Fase sintesis

Profage terpisah dari DNA bakteri, DNA virus akan mensintesis protein untuk menyusun kapsid bagi virus-virua baru dan untuk mereplikasi DNA.

e) Fase perakitan dan fase litik mekanismenya sama dengan fase pada daur litik.

Gmbr. Daur lisogenik pada virus.[14]

C. Pertahanan Tubuh Terhadap Serangan Virus

Sebagian besar virus masuk ke tubuh manusia melalui mulut dan hidung, sebagian melalui kulit yang luka. Sebenarnya di dalam tubuh kita ada sisitem pertahanan yang dapat menyerang virus yang masuk. Jika ada virus yang masuk, tubuh akan menyerangnya dengan cara sebagai berikut:

1. Sel darah putih atau fagosit akan segera memakan dan merusak virus.

2. Tubuh menghasilkan molekul protein yang disebut antibodi. Protein asing virus disebut antigen. Jika antigen masuk ke dalam tubuh, maka tubuh akan terpicu memproduksi antibody. Antibodi ini sangat spesifik dan hanya menyerang pada antigen yang memicunya.[15]

D. Peranan Virus Bagi Kehidupan

1. Peranan virus yang merugikan bagi kehidupan

Virus sangat dikenal sebagai penyebab penyakit infeksi pada manusia, hewan, dan tumbuhan. Sejauh ini tidak ada makhluk hidup yang tahan terhadap virus. Tiap virus secara khusus menyerang sel-sel tertentu dari inangnya.

Virus yang menyebabkan selesma menyerang saluran pernapasan, virus campak menginfeksi kulit, virus hepatitis menginfeksi hati, dan virus rabies menyerang sel-sel saraf.

Selain manusia, virus juga menyebabkan kesengsaraan bagi hewan dan tumbuhan. Tidak sedikit pula kerugian yang diderita peternak atau petani akibat ternaknya yang sakit atau hasil panennya yang berkurang. Berikut ini beberapa macam penyakit yang disebabkan oleh virusantara lain:

a) Penyakit manusia akibat virus

Contoh paling umum dari penyakit yang disebabkan oleh virus adalah pilek (yang bisa saja disebabkan oleh satu atau beberapa virus sekaligus), cacar, AIDS (yang disebabkan virus HIV), dan demam herpes (yang disebabkan virus herpes simpleks). Kanker leher rahim juga diduga disebabkan sebagian oleh papilomavirus (yang menyebabkan papiloma, atau kutil), yang memperlihatkan contoh kasus pada manusia yang memperlihatkan hubungan antara kanker dan agen-agen infektan. Juga ada beberapa kontroversi mengenai apakah virus borna, yang sebelumnya diduga sebagai penyebab penyakit saraf pada kuda, juga bertanggung jawab kepada penyakit psikiatris pada manusia.

b) Penyakit hewan akibat virus

Penyakit tetelo, yakni jenis penyakit yang menyerang bangsa unggas, terutama ayam. Penyebabnya adalah new castle disease virus (NCDV). Penyakit kuku dan mulut, yakni jenis penyakit yang menyerang ternak sapi dan kerbau. Penyakit kanker pada ayam oleh rous sarcoma virus (RSV). Penyakit rabies, yakni jenis penyakit yang menyerang anjing, kucing, dan monyet. Penyebabnya adalah virus rabies.

c) Penyakit tumbuhan akibat virus

Penyakit mosaik, yakni jenis penyakit yang menyerang tanaman tembakau. Penyebabnya adalah tobacco mosaic virus (TMV) Penyakit tungro, yakni jenis penyakit yang menyerang tanaman padi. Penyebabnya adalah virus Tungro. Penyakit degenerasi pembuluh tapis pada jeruk. Penyebabnya adalah virus citrus vein phloem degeneration (CVPD).[16]

2. Peranan virus yang menguntungkan bagi kehidupan

a) Virus dapat digunakan sebagai antitoksin

b) Virus dapat melemahkan bakteri

c) Virus dapat digunakan sebagai vaksin

IV. KESIMPULAN

Berdasarkan pembahasan di atas dapat disimpulkan:

1. Virus merupakan mikroorganoisme parasit obligat yang tidak mampu menjalankan metabolik tubuhnya di luar sel kecuali di dalam sel inangnya.

2. Sruktur anatomi virus adalah Partikel virion terdiri atas:

· Sebuah inti dalam atau interior dari asam nukleat, asam nukleatnya adalah berupa RNA atau DNA.

· Lapisan protein yang mengelilinginya disebut kapsid, yang melindungi inti asam nukleat.

3. Reproduksi virus terdiri dari dua daur, yaitu: daur litik dan daur lisogenik

4. Pertahanan tubuh terhadap serangan virus antara lain:

· Sel darah putih atau fagosit akan segera memakan dan merusak virus.

· Tubuh menghasilkan molekul protein yang disebut antibodi. Protein asing virus disebut antigen. Jika antigen masuk ke dalam tubuh, maka tubuh akan terpicu memproduksi antibodi.

5. Peranan virus ada yang merugikan dan ada yang menguntungkan. Yang merugikan menyebabkan penyakit pada makhluk hidup sedangkan yang menguntungkan yaitu dapat digunakan sebagai antitoksin,sebagai vaksin dan melemahkan bakteri.

V. PENUTUP

Demikian uraian makalah ini, apabila ada kesalahan dalam penulisan dan penggunaan kata-kata serta penguraian masalah yang kurang jelas, pemakalah mohon maaf. Sebagai manusia, tentunya dalam pembuatan makalah ini masih terdapat kekurangan, muntui itu mohon bimbingan dan kritikan yang membangun bagi pemakalah agar di kesempatan mendatang dapat lebih baik. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin….

DAFTAR PUSTAKA

Irianto, Koes. 2007. Mikrobiologi (Menguak Dunia Mikroorganisme) Jilid 1. Bandung: CV. Yrama Widya.

Kimball, John. 2004. Biologi Jilid 3. Jakarta: Erlangga.

Michael dan Chan. 2006. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta: UI Press.

http://www.google.co.id/imglanding?q=virus.bentuk-bentuk-virus// (diakses 7 Juni 2010)

http://matami.files.wordpress.com/2009/05/diagram_virus.jpg&imgrefurl.struktur-tubuh// (diakses 7 Juni 2010)

http://www.phraepao.go.th/ppao/images/stories/news/september/virus-mosaik/ (diakses 7 Juni 2010)

www.lintasberita.com/.../Jenismacam_Daur_Infeksi_Virus_litik__Virus_makhlk_hidup (8 juni 2010)

http://wordpress.com/.../pneumonia-virus-radang-paru-akibat-virus (8 juni 2010)



[1] Bagal yaitu peranakan kuda dengan keledai.

[2] Al-Qur’an to word

[4] Michael dan Chan. Dasar-Dasar Mikrobiologi. (Jakarta: UI Press, 2006). Hlm. 37

[7] Koes Irianto. Mikrobiologi (Menuak Dunia Mikroorganisme) jilid 1. (Bandung: CV. Yrama Widya, 2007). Hlm 199

[8] Kimball, John. Biologi Jilid 3. (Jakarta: Erlangga, 2004). Hlm 850

[9] Op. Cit. hlm. 199

[10]Op. Cit. hlm.850

[11] Op. Cit. hlm 199

[13] Michael dan Chan. Dasar-Dasar Mikrobiologi. (Jakarta: UI Press, 2006). hlm. 280

[15] Koes Irianto. Mikrobiologi (Menuak Dunia Mikroorganisme) jilid 1. (Bandung: CV. Yrama Widya, 2007). Hlm 207

[16] //http://wordpress.com/.../pneumonia-virus-radang-paru-akibat-virus (8 juni 2010)